Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pemerintah RI Optimal Mengantisipasi Penyebaran Covid-19 Varian XE





Oleh : Indra Alamsyah )*


Pemerintah optimal  mengantisipasi penyebaran Covid-19 Varian XE yang sudah menyebar di berbagai negara. Namun demikian, masyarakat diiimbau untuk terus mendukung kesuksesan program perluasan vaksinasi dan terus menjaga protokol kesehatan.

Pandemi Covid-19 masih belum benar-benar berakhir di dunia. Maka dari itu Kementerian Kesehatan RI terus mengimbau supaya seluruh pihak tetap waspada akan adanya ancaman dari varian XE. Diketahui bahwa varian tersebut merupakan penggabungan dari Omicron BA. 1 dengan BA. 2. Selain itu terdapat kabar lain yang menyatakan bahwa ternyata varian XE ini merupakan varian yang 10 persen lebih cepat menular.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan laporan bahwa varian terbaru Covid-19 XE tersebut pertama kali berhasil diidentifikasi di Inggris. Dikatakan oleh Prof Tjandra Yoga Aditama selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bahwa pendeteksian menyatakan sebanyak 763 sampel XE berada di Inggris. Bahkan, selain itu, varian ini juga sudah berada di Tiongkok serta Thailand.

Meski sebenarnya untuk saat ini sendiri varian XE tersebut masih belum ditemukan di Indonesia, namun Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menungkupkan bahwa bukan berarti tidak ada kemungkinan turunan Omicron itu bermutasi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan bahwa faktanya Omicron BA. 1 dan BA. 2 sendiri sudah ada di Tanah Air, sehingga bukan tidak mungkin Omicron XE mampu bermutasi.

Namun untungnya adalah Pemerintah sejauh ini terus berupaya dan melakukan hal yang terbaik demi segera memutus persebaran virus sehingga mampu untuk mengurangi adanya potensi kemunculan virus jenis baru. Sejauh ini vaksinasi yang telah diberlakukan di Indonesia sendiri sudah semakin tinggi cakupannya. Apalagi Pemerintah sendiri juga sudah menetapkan target yang jelas mengenai capaian vaksinasi, yakni 70 persen pada bulan Juni 2022.

Dengan menargetkan 70 persen vaksinasi dosis kedua seperti standarisasi yang diberlakukan oleh WHO tersebut, maka setidaknya seluruh kemungkinan terburuk bisa segera kita tanggulangi secepat mungkin. Lebih lanjut ditambahkan oleh Nadia bahwa meski sejatinya tidak termasuk dalam program vaksinasi primer, namun alangkah lebih baik juga masyarakat mengikuti vaksinasi booster.

Tentu seluruh himbauan dan program yang dilakukan oleh Pemerintah tersebut merupakan upaya antisipasi supaya varian XE tidak sampai masuk ke Indonesia. Terdapat setidaknya 4 langkah yang diupayakan oleh Pemerintah demi bisa mencegah supaya varian XE sama sekali tidak masuk ke Indonesia. Langkah tersebut antara lain terus memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, memperketat adanya testing dan juga tracing serta tentu dengan perluasan vaksinasi.

Kemudian di Ibu Kota DKI Jakarta sendiri, Dinkes juga langsung memperketat pemantauannya mengenai apakah memang varian XE ini telah masuk ke Ibu Kota atau tidak. Penelusuran dan pemeriksaan langsung digencarkan, terutama terdapat beberapa spesimen yang dicurigai serupa dengan gejala COVID-19 varian XE sehingga dengan adanya pendeteksian sedini mungkin, maka penyebaran masif akan mampu untuk ditekan.

Sebenarnya bisa dikatakan bahwa sejauh ini angka Covid-19 di Indonesia sendiri terus melandai, namun meski begitu Pemerintah masih terus melakukan pengetesan dan juga penelusuran. Tentunya seluruh hal yang telah dilakukan Pemerintah ini tidak bukan adalah demi bisa mengantisipasi kemunculan varian baru yang di luar negeri sudah mulai menjangkiti beberapa orang.

Kebijakan untuk tidak lengah meski angka Covid-19 sudah melandai memang patut untuk kita berikan apresiasi. Pemerintah menunjukkan bagaimana keseriusannya dalam penanganan dan pencegahan adanya varian baru. Tentu semua itu tidak bisa dihindarkan dari upaya melindungi kita semua. Maka dari itu kepada seluruh masyarakat dihimbau pula untuk tidak mengendorkan protokol kesehatan sama sekali.


)* Penulis adalah Kontributor Nusa Bangsa Institute