Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Mewaspadai Peningkatan Kasus Covid-19 dengan Disiplin Prokes dan Vaksinasi



Oleh : Syafrudin Pratama *)


Fenomena saat ini menunjukkan bahwa Indonesia kembali mengalami kenaikan kasus Covid-19. Konfirmasi positif Covid-19 bertambah 2.167 kasus dalam 24 jam terakhir pada Selasa, 28 Juni 2022. Dengan demikian, total Covid-19 di Indonesia menjadi 6.084.063 kasus terhitung sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.

Berdasarkan data riset yang penulis dapatkan, kasus aktif Covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak 15.310 kasus. Jumlah ini bertambah 995 kasus dari hari sebelumnya. Pemerintah juga melaporkan sedang memeriksa 88.718 spesimen dari 62.687 orang dalam 24 jam terakhir. DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus aktif Covid-19 terbanyak. Jumlahnya kini sudah mencapai 9.006 kasus Covid-19 dengan penambahan 503 kasus dari hari sebelumnya, Senin, 27 Juni 2022.

Dari total kasus tersebut, untuk DKI Jakarta sebanyak 8.375 pasien menjalani isolasi mandiri, sementara 631 lainnya dirawat di rumah sakit. Penulis menemukan kabar baik bahwa di periode yang sama, angka kematian Covid-19 terpantau rendah, yakni secara nasional penambahan kematian berjumlah dua orang, satu orang dari DKI Jakarta.

Oleh karena itu, penulis mendapati bahwa Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari mengatakan pihaknya terus mengupayakan pendeteksian dini. Upaya testing, tracing, dan treatment (3T) terus digencarkan, selain vaksinasi Covid-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas.

Dwi mengatakan, target tes WHO adalah 1000 orang yang diuji PCR per juta populasi per minggu dan DKI Jakarta sudah mencapai target tersebut dalam beberapa hari terakhir. Hal tersebut dikarenakan jumlah orang yang telah diperiksa pekan lalu di DKI Jakarta mencapai 63.376 orang, sedangkan 1.037.241 orang telah menjalani tes PCR.

Tentunya berdasarkan fakta dan data terbaru mengenai Covid-19 di Indonesia tersebut, penulis menyarankan perlu adanya sikap serius agar Covid-19 khususnya varian BA.4 dan BA.5 tidak terus bertambah. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah dengan tetap taat terhadap protokol kesehatan dan terus menggalakkan vaksinasi bagi yang belum mendapatkan vaksinasi maupun booster.

Selain itu, perlu diketahui bahwa berdasarkan data dari lonjakan kasus Covid-19 di Inggris, gejala yang sering dilaporkan bukanlah demam, sebanyak 69 persen masyarakat yang melapor mengeluhkan gejala berupa sakit kepala. Ciri-ciri sakit kepala yang disebabkan Covid-19 seperti sakit kepala menjadi sedang hingga sangat menyakitkan, terasa berdenyut, menekan atau menusuk, sakit kepala terjadi di kedua sisi kepala, bukan di satu area saja, sakit kepala berlangsung selama lebih dari tiga hari, dan sakit kepala tersebut cenderung muncul diawal infeksi.

Oleh karena itu, dari sudut pandang penulis, banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar dapat meminimalisir paparan Covid-19. Selain taat protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi, masyarakat juga bisa menjaga kekebalan tubuh dengan menjaga pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan yang bergizi, perbanyak buah, sayur, dan vitamin serta berolahraga.

Selain itu, penulis juga berpendapat bahwa Pemerintah harus tetap memberikan himbauan kepada masyarakat bahwa Covid-19 belum berakhir agar masyarakat selalu menjaga protokol kesehatan saat bepergian dan melakukan vaksinasi/booster bagi masyarakat yang belum mendapatkannya.

Penulis berharap, dengan berbagai kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah serta diikuti program vaksinasi dan sikap disiplin terhadap protokol Kesehatan, maka akan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia khususnya varian BA.4 dan BA.5 sehingga status pandemi dapat berubah menjadi endemi.


*Penulis adalah kontributor Trilogi Institute