Upaya Terus Dilakukan Pemerintah Demi Bebaskan Pilot Susi Air
Oleh : Delince Magai )*
KST Papua masih menyandera pilot Susi Air yang bernama Capt. Phillips Marthens. Juru bicara KST Papua, Sebby Sambom mengatakan tidak akan melepaskan Phillip Marthens sampai Selandia Baru dan negara-negara lain bertanggung jawab karena telah mengirim senjata dan melatih TNI-Polri melawan warga Papua.
Dengan dasar itu, maka pilot akan menjadi jaminan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, Eropa, Amerika dan Australia untuk bicara karena mereka yang mengirim peralatan perang kepada Indonesia, melatih mereka untuk bunuh warga selama 60 tahun.
Namun, aparat gabungan tidak tinggal diam dan merespon aksi tersebut dengan terus menyisir titik rawan yang diduga menjadi tempat persembunyian KST Papua. Masyarakat optimis dengan kerja sama aparat gabungan maka pilot akan cepat dilepaskan dan KST akan segera menyerah.
KST terus beraksi dan melancarkan serangkaian aksi teror kepada warga Papua. TNI dan Polri telah bernegosiasi untuk membebaskan Philip. Namun, upaya ini belum juga membuahkan hasil. Hal ini disebabkan, unsur aparat keamanan yang terdiri dari TNI, Polri, hingga BIN menerapkan standar prosedur ketat agar tidak ada korban jiwa, termasuk rakyat sipil.
Aparat keamanan pun terus berusaha keras agar bisa membebaskan Capt. Phillips. Sebab, Pilot berkebangsaan New Zealand itu harus segera dilepaskan oleh KST yang selama ini telah menebarkan teror di Bumi Cenderawasih. Beragam upaya pun ditawarkan Pemerintah untuk dapat segera membebaskan sang pilot, baik melalui negosiasi, menggunakan jalur kekeluargaan, hingga menawarkan sejumlah uang tebusan. Namun demikian, sikap tegas Pemerintah tidak akan bernegosiasi terkait status Papua dan kemerdekaan.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menyatakan pihaknya tidak akan bernegosiasi terkait kemerdekaan Papua karena wilayah tersebut resmi milik bangsa Indonesia.
Hingga saat ini, aparat keamanan dan pemerintah masih berupaya melakukan negosiasi melalui berbagai pihak. Berbagai upaya memang terus dilakukan terutama negoisasi dengan KKB yang melibatkan berbagai pihak baik tokoh agama, masyarakat, keluarga dan Pemda Nduga. Hingga kini negoisasi memang terus dilakukan dan berharap kelompok tersebut mau membebaskan sanderanya. Pihaknya juga meminta kerjasama dengan warga sipil agar bekerjasama dengan aparat keamanan untuk memberikan informasi penting terkait perkembangan pergerakan KST pimpinan kelompok Egianus Kogoya. Sehingga, upaya pembebasan dapat segera terwujud demi menyelamatkan pilot Susi Air.
Satuan Tugas (Satgas) gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) mengakui bahwa cuaca ekstrem serta medan sulit menjadi faktor utama dari hambatan mereka dalam upayanya melaksanakan misi pembebasan bagi pilot maskapai Susi Air.
Diketahui pula bahwa cuaca di Papua, khususnya wilayah penyanderaan Capt. Philips tersebut memang seringkali berubah-ubah sehingga sulit juga untuk diprediksi.
Terkait hal tersebut, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menjelaskan bahwa Kelompok Separatis dan Teroris pimpinan Egianus Kogoya sengaja terus memindahkan tempat penyanderaan mereka dengan tujuan agar sulit terlacak oleh aparat keamanan.
Walaupun KST melakukan perpindahan tempat dengan tujuan untuk mengecoh, dan agar aparat keamanan tidak bisa melacak keberadaan gerombolan separatis itu, tetapi ternyata kecanggihan aparat tak bisa diragukan. Apalagi pasukan yang mengejar KST tak hanya dari TNI tetapi juga ada dari Polri serta BIN. Masyarakat juga optimis penangkapan terhadap KST akan berhasil dan pilot Susi Air akan segera dibebaskan.
Aparat keamanan tak kenal lelah dalam mengejar KST demi misi pembebasan pilot Susi Air, Capt. Phillips. Meski ada ancaman dari Egianus Kogoya tetapi hal itu dibiarkan, karena hanya ancaman dan tidak terbukti. Segala upaya dilakukan, termasuk negosiasi dengan mengutus tokoh agama dan tokoh masyarakat, agar sang pilot cepat dilepaskan.
Masyarakat optimis Philip Mehrtens akan segera ditemukan dan dipulangkan ke negaranya di Selandia Baru. Penyebabnya karena posisi Egianus Kogoya sebagai penculik telah terdeteksi. Dengan strategi dari tim gabungan TNI, Polri, dan BIN maka masyarakat optimis sang pilot akan dibebaskan dengan segera.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo S. Prabowo menyatakan bahwa tim Operasi Damai Cartenz di Papua akan dikerahkan untuk menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera KST di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua.
Jenderal Listyo S. Prabowo melanjutkan, saat ini memang sedang dalam pencarian. Tim gabungan dari Operasi Damai Cartenz saat ini sedang melakukan operasi pencarian. Untuk hasilnya akan diinfokan lebih lanjut.
Dalam artian, pemerintah tidak tinggal diam saat ada KST yang menyandera pilot pesawat. Meski ia warga negara asing tetapi tetap harus diselamatkan, karena peristiwanya terjadi di Indonesia. Keselamatannya harus dinomorsatukan.
KST harus ditindak tegas agar tidak seenaknya melakukan penculikan dan pembakaran pesawat. Terlebih yang dibakar adalah pesawat komersial, bukan milik pemerintah (perusahaan BUMN) sehingga tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemerintah pusat.
Tim Gabungan dari Operasi Damai Cartenz terus mencari di daerah Nduga dan sekitarnya dan mereka bertekad untuk menemukan markas KST, yang diduga jadi tempat persembunyian para korban. Pencarian terus dilakukan agar Philip Mehrtens kembali dengan selamat .
Ketika nantinya bertemu dengan KST maka aparat diperbolehkan untuk melakukan tindakan tegas terukur. Penyebabnya karena mereka adalah teroris yang tega membakar pesawat dan menculik pilotnya dengan kejam, dan mengancam akan menghilangkan nyawanya. Hanya dengan tindakan tegas maka KST bisa diberantas dan tidak akan mengulangi kejahatannya.
)* Penulis adalah Mahasiswa papua tinggal di Surabaya
Posting Komentar untuk "Upaya Terus Dilakukan Pemerintah Demi Bebaskan Pilot Susi Air"