Dubes RI Tepis Keterlibatan Intelijen di Pemilu Kuala Lumpur, Sebut PPLN Miliki Integritas
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono menegaskan bahwa tidak benar ada keterlibatan intelijen dalam Pemilu di Kuala Lumpur. Hal ini disampaikan guna merespon beredarnya video yang menilai intelijen terlibat dalam Pemilu di Negeri Jiran.
“Kalaupun ada pihak luar yang mencoba melakukan intervensi, kan kembali PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri), mau enggak diintervensi?” jelas Hermono.
Lebih lanjut, Dubes RI itu menegaskan daftar pemilih ditetapkan berdasarkan hasil rapat Pleno PPLN Kuala Lumpur. Sehingga, tuduhan dalam video berdurasi satu menit sembilan detik itu yang menyebutkan ada intervensi intelijen dalam penetapan Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) Kuala Lumpur tentulah tidak benar.
Hermono melanjutkan dalam Rapat pleno itu tak saja melibatkan PPLN Kuala Lumpur, tapi juga perwakilan partai politik, KPU, dan Panwaslu Luar Negeri Kuala Lumpur.
“Lalu bagaimana mau mengintervensinya?” kata Hermono,
Karena itu, dia menegaskan kalaupun ada pihak eksternal yang mencoba mengintervensi, maka PPLN harus menjaga integritasnya.
Menurutnya, siapa pun pihak yang berkepentingan tentu bisa mengintervensi, tetapi kembali ke PPLN apakah mau diintervensi atau tidak.
“Kan ada Pakta Integritas,” ucapnya
Di tempat terpisah, Ketua PPLN Kuala Lumpur, Umar Faruk membantah dengan tegas keterlibatan intelijen dalam Pemilu. Dia menilai tuduhan tersebut sengaja dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk mendiskreditkan intelijen sebagai lembaga pemerintah.
Dirinya memandang video-video yang beredar dan viral di media sosial terkait dengan isu pencurian surat suara, penyuapan pihak Pos Malaysia untuk mendapatkan surat suara dan keterlibatan pejabat pemerintah dalam memanipulasi Pemilu tersebut merupakan tuduhan yang tidak berdasar yang dilakukan oleh oknum tertentu yang memiliki kepentingan dalam Pemilu 2024.
“Hingga saat ini, PPLN juga secara intens melakukan komunikasi dengan KPU RI serta telah mengklarifikasi isu-isu hoax yang beredar di media sosial tersebut.” ucap Umar.
*