KTT WWF ke-10 di Bali Mampu Ciptakan Resolusi Kebijakan Tangani Isu Air Bersama Pakar
Oleh: Miftah Prasetya
Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) atau forum air dunia ke-10 di Bali dinilai mampu menciptakan sebuah resolusi terbaik untuk memunculkan suatu kebijakan dalam hal menangani isu air bersama dengan para pakar.
Seluruh pakar yang merupakan para akademisi atau ilmuwan di bidangnya terus terlibat secara bersama-sama dengan berbagai pihak lain selaku pemangku kepentingan atau stakeholder dalam menangani isu air dunia dan kemudian menurunkan bentuk kebijakan yang akan menjadi sebuah resolusi. Hal tersebut semuanya akan berlangsung dalam KTT WWF ke-10 di Bali.
Maka dari itu, perhelatan KTT WWF ke-10 di Bali sangat penting bagi keberlangsungan dunia bahkan, karena di dalamnya akan bertemu banyak sekali pihak, bukan hanya mereka yang berwenang untuk membuat kebijakan saja, namun bersama dengan para pakar untuk merumuskan sebuah resolusi terbaik dalam menangani berbagai macam isu mengenai air.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Fadli Zon menyebutkan bahwa akan banyak perwakilan parlemen dari berbagai negara yang hadir dalam ajang forum air dunia tersebut. Mereka semua berkumpul untuk membahas sejumlah isu krisis air di dunia yang memang sangat penting untuk bisa sesegera mungkin mendapatkan solusi.
Diharapkan bahwa dengan adanya pertemuan WWF ke-10 di Bali itu akan mampu mencegah terjadinya kelangkaan air, terlebih saat ini memang dunia sedang mengalami perubahan iklim yang cukup ekstrem.
Tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya delegasi dunia, namun dalam ajang itu juga akan terjadi pembahasan terkait pemikiran dari para ilmuwan mengenai isu air dunia bersama dengan para politisi, yang mana hal tersebut menjadi sebuah usaha untuk menciptakan resolusi sekaligus wawasan bagi para pengambil kebijakan untuk membuat regulasi terbaik.
Para petinggi negara yang hadir dalam Forum Air Sedunia kesepuluh yang mengusung tema ‘Air untuk Kemakmuran Bangsa’ itu akan membahas sebanyak empat isu air yang krusial. Beberapa diantaranya yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi hingga mitigasi bencana alam.
Tentunya forum tersebut merupakan sebuah wadah berkumpulnya berbagai pihak dan juga berbagai stakeholder atau pemangku kepentingan terkait, sehingga hendaknya semuanya mampu berkontribusi secara aktif.
Lantaran menjadi forum banyak pihak, maka gendaknya seluruh pemangku kepentingan dari sejumlah negara bisa berusaha untuk saling berkolaborasi guna menyelesaikan isu terkait dengan sumber daya air.
Semua negara mengirimkan berbagai perwakilan berkompeten mereka dari beragam latar belakang dan bidang seperti pejabat eksekutif, pejabat parlemen, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil hingga sektor swasta.
Lebih lanjut, setidaknya terdapat tiga tujuan turunan yang akan terus berupaya dicapai dalam forum internasional air itu. Pertama yakni adanya peningkatan nilai strategis air melalui komitmen politik untuk memajukan manajemen dan sanitasi sebagaimana dengan SDSs keenam.
Kemudian adanya peningkatan kepedulian terhadap air sebagai salah satu masalah global. Selanjutnya yakni hadirnya pemangku kepentingan dari berbagai pihak untuk bisa saling berbagi pengalaman serta pengetahuan di bidang tata kelola air serta sanitasi.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa dalam pertemuan WWF ke-10 itu merupakan sebuah arena untuk berdialog dalam mengatasi kesenjangan terhadap hak atas air di dunia.
Pasalnya, saat ini memang kesenjangan hak atas air menjadi semakin parah, terlebih dengan adanya dampak perubahan iklim dan menjadikan air menjadi sesuatu yang harusnya membuat seluruh pihak sejahtera, akan tetapi saat ini juga menjadi bencana seperti kekeringan dan banjir.
Maka dari itu, untuk mencegah supaya air tidak menjadi sumber bencana yang snagat merugikan umat manusia, sehingga isu air sangat penting terus mengalami pembahasan yang serius oleh para delegasi dalam WWF ke-10.
Tujuan utamanya yakni untuk bisa mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan penggunaan air secara setara di seluruh belahan negara di dunia. Sebagaimana data dalam World Meteorological Organization (MWO), krisis air di dunia kini sudah nyata terjadi di tengah masyarakat.
Bahkan saat ini pola debit sungai dan airan masuk waduk sebagian besar lebih kering daripada kondisi normalnya. Selain itu, terjadi pula peningkatan evapotranspirasi dan penurunan kelembapan tanah selama musim panas karena dampak kekeringan.
Berbagai macam bencana terjadi, yang mana hal tersebut jelas sangat berdampak pada Produk Domestik Bruto (PDB) bagi negara yang sedang berkembang atau mereka yang belum maju. Sedangkan berbanding dengan negara maju, meski mereka mengalami bencana air namun PDB mereka tidak berdampak. Hal tersebut jelas merupakan ketidakadilan.
Untuk itu, KTT WWF ke-10 di Bali mampu menciptakan sebuah resolusi kebijakan dalam menangani isu air bersama dengan para pakar yang sangat berkompeten. Sehingga terjadi keadilan antar negara di belahan dunia dalam menyikapi isu air ini.
*) Pengamat Lingkungan Universitas Negeri Semarang
Posting Komentar untuk "KTT WWF ke-10 di Bali Mampu Ciptakan Resolusi Kebijakan Tangani Isu Air Bersama Pakar"